Palangka Raya, neonusantara.id – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) dari Daerah Pemilihan IV, Ampera A.Y. Mebas, meminta pemerintah provinsi memberikan perhatian serius terhadap pembangunan ruas jalan Bentot–Hayaping dan Hayaping–Patung di Kabupaten Barito Timur yang mengalami pemangkasan anggaran cukup besar.
Ampera menjelaskan, dalam pembahasan APBD 2024 untuk pelaksanaan tahun anggaran 2025, kedua ruas jalan tersebut awalnya direncanakan masing-masing mendapat alokasi Rp30 miliar. Ia bahkan mengusulkan tambahan Rp7,5 miliar untuk segmen Patung–Hayaping. Namun, dengan alasan efisiensi, alokasi anggaran akhirnya dipangkas menjadi Rp20 miliar untuk Bentot–Hayaping dan Rp20 miliar untuk Hayaping–Patung.
“Fakta di lapangan, hasil lelang hanya sekitar Rp19 miliar lebih dan kembali diadendum menjadi Rp5,9 miliar. Artinya, baik ruas Bentot–Hayaping maupun Hayaping–Patung hanya terealisasi sekitar Rp5,9 miliar. Padahal jalan tersebut merupakan kewenangan provinsi, bukan kabupaten. Pertanyaannya, mengapa anggaran bisa dipangkas sedemikian rupa bahkan kembali diadendum?” tegas Ampera.
Ia menekankan pentingnya keseriusan pemerintah provinsi dalam memperhatikan Barito Timur, yang selama ini menjadi salah satu penyumbang terbesar Dana Bagi Hasil (DBH) Batubara. “DAS Barito menyumbang sekitar Rp1,5 triliun dari royalti batubara, sementara DBH sawit hanya sekitar Rp25 miliar. Tapi apa yang didapat daerah penghasil? Hampir tidak sebanding,” ujarnya.
Ampera mendesak pemerintah provinsi mengevaluasi kebijakan pembangunan infrastruktur di daerah penghasil. “Saya minta pemerintah provinsi benar-benar memperhatikan DAS Barito, khususnya Barito Timur. Kami penyumbang besar DBH Batubara, tapi jangan sampai tertinggal dalam pembangunan infrastruktur,” pungkasnya. (red)