Palangka Raya, neonusantara.id – Dinas Kehutanan (Dishut) Kalimantan Tengah (Kalteng) mengadakan Temu Teknis Kelompok Tani Hutan Tahun 2024 di Palangka Raya dengan partisipasi sekitar 200 peserta dari berbagai wilayah di provinsi ini. Kegiatan ini melibatkan anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) serta penyuluh pendamping dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL).
Kepala Dishut Kalteng, Agustan Saining, membuka acara tersebut dengan menyampaikan apresiasi terhadap semangat peserta yang datang dari berbagai penjuru Kalteng. Ia menekankan pentingnya kegiatan ini dalam memperkuat kemampuan dan kapasitas kelompok tani hutan.
“Melalui Temu Teknis ini, kami ingin mendorong pengembangan kapasitas ekonomi kelompok tani hutan. Kami telah mengundang narasumber yang berpengalaman untuk berbagi pengetahuan dan strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan anggota kelompok tani,” ujar Agustan.
Acara ini tidak hanya mencakup sesi pelatihan, tetapi juga diskusi interaktif yang memungkinkan peserta untuk bertukar pengalaman dan strategi. Diskusi ini diharapkan dapat memicu kolaborasi antara kelompok tani dari wilayah yang sudah lebih maju dalam pengelolaan hutan dengan mereka yang sedang berkembang.
“Kami ingin menciptakan jejaring usaha yang lebih kuat antara kelompok tani. Diskusi ini adalah platform bagi mereka untuk berbagi trik yang berhasil dan saling mendukung dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi mereka,” tambah Agustan.
Selain dari sisi ekonomi, Temu Teknis ini juga bertujuan untuk memperkuat jejaring sosial antar kelompok tani hutan, yang diharapkan dapat mendukung upaya pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat setempat. Dengan adanya kolaborasi yang lebih baik dan peningkatan kapasitas, Dishut Kalteng berharap agar kelompok tani dapat berperan lebih efektif dalam konservasi serta pengelolaan hutan di wilayah mereka.
“Acara ini diharapkan menjadi momentum bagi kelompok tani hutan untuk memperluas jaringan, meningkatkan keterampilan, dan pada akhirnya berkontribusi positif terhadap pelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat setempat,” tutup Agustan. (red)